suatu ketika di sebuah rumah, hiduplah seekor tikus yang kecil. Tikus tersebut sehari-seharinya sering merasa terancam dikarenakan penghuni rumah tersebut memelihara seekor kucing. Akibatnya, sang tikus gak bebas kemana-mana. Setiap kemanapun ia pergi, si kucing mengawasi. Matanya yang awas siap menerkam tikus tersebut kapanpun dimanapun. Hingga sang tikus merasa hidupnya sudah tidak aman lagi.
Senin, 11 Mei 2009
tikus-kucing-anjing-gajah
suatu ketika di sebuah rumah, hiduplah seekor tikus yang kecil. Tikus tersebut sehari-seharinya sering merasa terancam dikarenakan penghuni rumah tersebut memelihara seekor kucing. Akibatnya, sang tikus gak bebas kemana-mana. Setiap kemanapun ia pergi, si kucing mengawasi. Matanya yang awas siap menerkam tikus tersebut kapanpun dimanapun. Hingga sang tikus merasa hidupnya sudah tidak aman lagi.
ulat lagi ulat lagi
Bagi penggemar tanaman atau yang memiliki hobi
berkebun,
seringkali menemukan binatang yang menjengkelkan,
dimana dedaunan muda yang tumbuh segar, menjadi tak
beraturan dan bolong-bolong bahkan habis dan tinggal
tangkainya saja.
Ternyata setelah kita perhatikan ada hewan yang
biasanya
berwarna hijau, sehijau dedaunan untuk kamu flase,
binatang tersebut adalah ulat.
Ulat adalah salah satu binatang yang sangat rakus
dalam
melahap hijaunya dedaunan tanaman yang kita sayangi.
Rasa marah yang sangat bila kita jumpai tanaman
kesayangan kita telah habis dedaunannya, bahkan hanya
tinggal ranting-ranting saja.
Sedih dan marah rasanya karena usaha kita terasa
terampas
begitu saja karena ulah sang ulat.
Dibalik kekesalan dan rasa marah, pernahkah kita
mencoba
untuk melihat atau sedikit tertegun mengernyitkan dahi
atas ulah sang ulat tersebut atau sebaliknya kita
membunuhnya untuk melampiaskan kekesalan hati,
setega itukah?
Hasil yang diakibatkan oleh ulah sang ulat memang
sangat
mengesankan bila dibanding dengan wujud ulat yang
lemah
dan lunak tubuhnya.
Melihat dari akibat yang dihasilkan maka dapat kita
katakan
bahwa karakter ulat adalah pekerja keras dalam
menggunduli dedaunan tanaman kita, seakan-akan mereka
seperti dikejar deadline dan harus buru-buru untuk
menyelesaikan.
Hasilnya sangat mengesalkan sekali buat kita,
yaitu tanaman yang gundul dalam waktu yang relatif
singkat
dan sekali lagi sungguh mengesankan.
Dalam menjalani misinya sang ulat tak membiarkan
sedikit
waktu terbuang.
Sang ulat baru berhenti ketika sampai pada saat yang
ditentukan dimana ia harus berhenti makan untuk menuju
ke dalam kondisi puasa yang keras.
Puasa yang sangat ketat tanpa makan tanpa minum sama
sekali, dalam lingkupan kepompong yang sempit dan
gelap.
Pada masa kepompong ini terjadi sebuah peristiwa yang
sangat menakjubkan, masa dimana terjadi transformasi
dari seekor ulat yang menjijikkan menjadi kupu-kupu
yang
elok dan indahnya dikagumi manusia.
Sang kupu-kupu yang terlahir seakan-akan menjadi
makhluk baru yang mempunyai perwujudan dan perilaku
yang baru dan sama sekali berubah.
Haruskah kita membiarkan begitu saja sebuah peristiwa
yang sangat indah dan mengesankan ini, tentu tidak.
Sebenarnya kita patut malu bila melihat tabiat ulat
yang
pekerja keras.
Ulat seakan tak mempunyai waktu yang terluang dan
terbuang sedikitpun.
Waktu yang tersedia adalah waktu yang sangat berharga
bagi ulat untuk menggemukkan badan sebagai persiapan
menuju sebuah keadaan dimana diperlukan energi yang
besar yaitu masa kepompong, seakan dikejar-kejar oleh
deadline sehingga sang ulat tak pernah beristirahat
sejenakpun untuk terus melahap dedaunan.
Berpacunya sang ulat dengan waktu, ternyata disebabkan
sang ulat telah mempunyai sebuah tujuan yang sangat
jernih dan jelas yaitu mengumpulkan semua potensi yang
ada untuk menghadapi satu saat yang sangat kritis
yaitu
masa kepompong, dimana pada masa kepompong tersebut
dibutuhkan persiapan yang prima.
Datangnya masa kepompong adalah sebuah keniscayaan,
maka sang ulat mempersiapkan dengan kerja keras untuk
menghadapinya.
Sebuah persiapan diri dengan kerja keras dilakukan
juga
pada hewan-hewan yang mengalami musim dingin.
Dimana untuk menghadapi masa sulit di musim dingin,
banyak hewan yang melakukan hibernasi selama musim
dingin di gua-gua atau liang-liang, agar terhindar
dari
ganasnya musim dingin.
Agar tubuh tetap hangat dan tersedianya energi maka
sebelum menjelang musim dingin, hewan-hewan tersebut
akan menumpuk lemak sebanyak-banyaknya di dalam
tubuhnya, untuk dipakai sebagai bekal dalam tidur
panjangnya.
Lalu coba kita berkaca dan mereview diri kita,
adakah semangat yang luar biasa selayaknya ulat yang
telah menggunduli dedaunan, bukankah sebuah masa
depan dan tanggung jawab yang begitu beratnya harus
kita pikul dan tunaikan.
Namun kita terbuai dan masih sering suka bermain-main,
selayaknya tertipu oleh permainan yang sangat
melenakan.
Masa-masa dalam kehidupan kita sebagai individu atau
kelompok, pasti tak akan pernah luput dari masa yang
menyenangkan dan kemudian digantikan masa-masa yang
sulit, itu adalah sebuah kepastian, sepasti
bergantinya
musim hujan disongsong oleh musim kemarau yang
memayahkan.
Janganlah kita terlena bahkan kalah dengan hewan yang
bernama ulat yang mempunyai etos kerja unggul dan
memiliki pola pandang yang jauh ke depan yang meniti
masa depan tersebut dengan kerja keras, karena masa
depan dengan kesulitan dan cobaan itu pasti akan
datang
dan menghampiri kita, maka persiapan yang matang dan
kerja keras yang mampu menolong kita dan bukan
kemalasan dan menunda-nunda pekerjaan.
Sang Raja dan Pengemis
Ulat itupun Mati
Seorang ilmuwan kenamaan prancis, John Henry Fabre pernah mengadakan suatu percobaan unik terhadap sekelompok spesies ulat. Fabre mengambil beberapa ulat dan kelompok spesies ulat dan membuatnya sedemikian rupa sehingga ulat yang paling depan menyentuh ulat yang paling belakang.
Sifat laba-laba
KEKUATAN DETERMINASI
”Jue xin de dong li”
Di suatu sore hari, tampak seorang pemuda tengah berada di sebuah taman umum. Dari raut wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan dan frustrasi yang menggantung di
Saat itu, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba, yang sedang membuat sarangnya di antara ranting sebatang pohon tempat dia duduk sambil melamun. Dengan perasaan iseng dan kesal, diambilnya sebatang ranting dan segera sarang laba-laba itu pun menjadi korban kejengkelan dan keisengannya. Dirusak tanpa ampun.
Perhatiannya teralih sementara untuk mengamati ulah si laba-laba. Dalam hati dia ingin tahu, kira-kira apa yang akan dikerjakan laba-laba setelah sarangnya hancur oleh tangan isengnya. Apakah laba-laba akan lari terbirit-birit atau dia akan membuat kembali sarangnya di tempat lain?
Pertanyaan itu tidak membutuhkan jawaban untuk waktu yang lama. Karena si laba-laba kembali ke tempatnya semula, mulai mengulangi kegiatan yang sama, merayap-merajut-melompat. Setiap helai benang dipintalnya dari awal, semakin lama semakin lebar, dan hampir menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.
Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk bekerja lagi dengan semangat penuh memperbaiki dan membuat sarang baru, kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan sarang tersebut untuk kedua kalinya. Dengan perasaan puas dan ingin tahu, diamati ulah si laba-laba. Apa gerangan yang akan dikerjakannya setelah pengrusakan sarang kedua kalinya?
Ternyata, untuk ketiga kalinya, laba-laba mengulangi kegiatannya. Ia kembali memulai dari awal dengan bersemangat, merayap-merajut-melompat dengan setiap helai benang yang dihasilkan dari tubuhnya, memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.
Melihat dan mengamati ulah laba-laba, membangun sarang yang telah hancur untuk ke tigakalinya, saat itulah si pemuda mendadak sontak tersadarkan. Tidak peduli berapa kali sarang laba-laba dirusak dan dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya kembali. dengan giat bekerja tanpa mengenal lelah. Semangat binatang kecil sungguh luar biasa!!
Hal itu menimbulkan perasaan malu pada diri si pemuda. Karena sesungguhnya, si pemuda berada di taman itu, dengan hati dan perasaan gundah. Karena, dia baru saja mengalami satu kali kegagalan! Melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji dalam hati: Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi! Berjuang dengan lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghadang. Seperti semangat laba-laba kecil yang membangun sarangnya kembali dari setiap kehancuran!
”Shi bai shi cheng gong de guo cheng”
~Kegagalan adalah bagian kecil dari proses kesuksesan.
Kegagalan bukan berarti kita harus menyerah apalagi putus asa. Kegagalan itu berarti kita harus introspeksi diri dan berikhtiar lebih keras dari hari kemarin. Selama kita masih memiliki tujuan yang menggairahkan untuk di capai, tidak pantas kita patah semangat di tengah jalan. Karena dalam kenyataannya, tidak ada sukses sejati yang tercipta tanpa melewati kegagalan. Jangan takut gagal!
Kegagalan adalah bagian kecil dari proses kesuksesan.
sifat kepiting
SIFAT KEPITING
Action & Wisdom Motivation Training
Pang Xie De Xing Ge
Saat menjelang malam hari di tepi pantai, terlihat para nelayan melakukan kegiatan, yakni menangkap kepiting yang biasanya keluar dari sarang mereka di malam hari. Kepiting-kepiting yang ditangkap oleh nelayan, sebagian kecil akan menjadi lauk santapan sekeluarga, sebagian besar akan di bawa ke pengumpul atau langsung ke pasar untuk di jual.
Sungguh menarik kisah dari sifat kepiting tadi, mengingatkan kita pada kehidupan manusia. Kadang tanpa disadari, manusia bertingkah laku seperti kepiting di dalam baskom. Saat ada seorang teman berhasil mendaki ke atas atau berhasil mencapai sebuah prestasi, yang seharusnya kita ikut berbahagia dengan keberhasilan itu, tetapi tanpa sadar, kita justru merasa iri, dengki, marah, tidak senang, atau malahan berusaha menarik atau menjatuhkan kembali ke bawah. Apalagi dalam bisnis atau bidang lain yang mengandung unsur kompetisi, sifat iri, tidak mau kalah akan semakin nyata dan bila tidak segera kita sadari, kita telah menjadi monster, mahluk yang menakutkan yang akhirnya akan membunuh hati nurani kita sendiri.
Gelagat manusia yang mempunyai sifat seperti halnya sifat kepiting yaitu :
1. Selalu sibuk merintangi orang lain yang akan menuju sukses sehingga lupa berusaha untuk memajukan diri sendiri.
2. selalu mencari dan menyalahkan pihak di luar dirinya
Pembaca yang berbahagia.
Tidak perlu cemas dengan keberhasilan orang lain, tidak perlu ada menyimpan iri hati apalagi tindakan yang bermaksud menghalangi teman atau orang lain agar mereka tidak maju. Buang pikiran negatif seperti itu!
Karena sesungguhnya, di dalam persaingan bisnis atau persaingan di bidang apa pun, tidak peduli berakhir dengan kemenangan atau kekalahan, masing-masing dari kita mempunyai hak untuk sukses!
Cheng Gong Shi Wo Men De Quan Li
Success is our right! Jika kita bisa menyadari bahwa Success is our right, sukses adalah hak kita semua!, maka secara konsekuen kita bisa menghargai setiap keberhasilan orang lain, bahkan selalu siap membantu orang lain untuk mencapai kesuksesannya. Untuk itu, dari pada mempunyai niat menghalangi atau menjatuhkan orang lain, jauh lebih penting adalah kita siap berjuang dan sejauh mana kita sendiri mengembangkan kemampuan dan potensi kita seutuhnya. Sehingga hasil yang akan kita capaipun akan maksimal dan membanggakan!
kisah si penebang pohon
KISAH SI PENEBANG POHON
Action & Wisdom Motivation Training
“
Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.
Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.
Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, “Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu.”
Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. “Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku. Bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?” pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.
Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan terakhir kamu mengasah kapak?”
“Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu. Saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga,” kata si penebang.
“Nah, di sinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apa pun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!” perintah sang majikan.
Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.
“Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu”
Istirahat bukan berarti berhenti.
”Er Shi
Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi.
Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru!