Senin, 11 Mei 2009

tikus-kucing-anjing-gajah


suatu ketika di sebuah rumah, hiduplah seekor tikus yang kecil. Tikus tersebut sehari-seharinya sering merasa terancam dikarenakan penghuni rumah tersebut memelihara seekor kucing. Akibatnya, sang tikus gak bebas kemana-mana. Setiap kemanapun ia pergi, si kucing mengawasi. Matanya yang awas siap menerkam tikus tersebut kapanpun dimanapun. Hingga sang tikus merasa hidupnya sudah tidak aman lagi.
Tikus kecil itupun menangis. Ia memohon pada sang dewa agar dirinya jangan menjadi tikus. "oh, dewa, aku ga tahan dengan hidupku yang seperti ini. Izinkan aku menjadi seekor kucing agar aku tidak dimakan oleh kucing", pinta tikus tersebut. Keajaiban pun terjadi, seketika sang tikus berubah wujud menjadi seekor kucing. Sekarang, tinggallah dua ekor kucing dalam satu rumah.
Kucing asli ternyata dikalahkan oleh kucing jelmaan tadi. Sampai sang majikan pun merasa kehilangan kucing kesayangannya. Karena kesal, pemilik rumah tersebut membeli seekor anjing untuk dijadikan hewan peliharaan. Sang kucing pun kembali harus mengurut dada. Lagi, kucing jelmaan tadi kembali harus menjadi buronan hewan piaraan yang baru. 
Sulit buat si kucing untuk kembali masuk ke rumah. belum masuk pintu saja, gonggongan anjing tersebut sudah membuat takut. apalagi harus masuk. Bila menerobos masuk lewat jendela, anjing sudah menanti. "haduhhhh...tolongggg", gumam kucing jelmaan tadi.
Sejenak sang kucing tadi bertafakur. Kembali memohon pada dewa agar dirinya dirubah menjadi anjing. T"ternyata tidak enak menjadi seekor kucing..dewa, rubah aku menjadi seekor anjing agar tidak ada yang mampu melawanku di rumah ini". Permohonan sang kucing itupun dikabulkan. Si kucing berubah wujud menjadi anjing yang lebih besar ukurannya.
Anjing jelmaan mengamuk. Melihat ukuran anjing jelmaan kucing tadi yang begitu besar, nyali anjing asli pun ciut. Tenaganya jelas kalah jauh dari anjing jelmaan tadi. Ia memilih untuk mundur dengan keluar dari rumah tersebut. sang anjing jelmaan tadi pun tertawa lebar, puas menyaksikan lawannya lari tunggang langgang melihat dirinya.
Penghuni rumah itu tidak mau kalah melihat piaraanya menghilang. Ia berniat membeli seekor hewan yang paling perkasa yaitu GAJAH..ya, benar kulitnya yang tebal, gadingnya yang kuat serta pijakannya yang kokoh diyakini mampu membuat anjing jelmaan itu kabur. Dengan sisa uang yang ada, penghuni rumah itupun membeli seekor gajah.
spontan, anjing jelmaan itu kaget. Ia tidak menyangka ada sosok hewan besar datang ke rumah tersebut. "wah, aku bisa mati neh, kukuku tidak cukup kuat untuk mencengkeram. Suaraku pun tidak sekeras dia, sedikit saja kakinya menyentuh, bisa gepeng aku dibuatnya. "gumam sang anjing".
sang anjing itupun keluar rumah sebentar. Ia bersemedi disebuah lapangan rumput yang luas, kembali meminta kepada sang dewata agar dirubah menjadi gajah. "dewa, ternyata jadi anjing tidak enak. Izinkan aku menjadi gajah mammoth yang besar, aku pasti tak terkalahkan. aku pasti yang paling kuat. Hewan mana yang sanggup mengalahkanku, hah?? macan pun tak berani, apalagi gajah itu. Gadingnya kalah panjang dibanding diriku. Posturnya masih lebih besar aku. Izinkan aku menjadi mammoth, dewa...!!!, pinta anjing tersebut. tak lama kemudian, anjing itu berubah menjadi gajah mammoth kuno yang kuat perkasa. 
pertarungan terbesar pun terjadi, adu gading, bunyi dentuman dari setiap tapak-tapak dua gajah beradu. hingga sang penghuni rumah itupun lari ketakutan. Banyak tanah yang ambles, rusak. Pohon-pohon tumbang karena saling dorong antar gajah. Seisi rumah itupun sudah tidak karuan lagi. Genteng serta dinding-dinding rumah itupun rata dengan tanah. 
Pertarungan berlangsung sampai sore, namun tetaplah, siapa yang paling kuat dialah yang menang. Sang mammoth juaranya. gajah piaraan penghuni rumah tadi itupun terkapar, tertusuk gading sang mammoth. 
hahahaha..sekarang sang mammoth tersenyum lebar..seraya menepuk dada ia mengatakan bahwa saat ini tak ada yang mengalahkannya.."huwahahahaha...yes, I'm the strongest animal in the world. gaung sang mammoth terasa hingga beberapa km jauhnya. tak terasa, hari pun menjelang malam.
sehabis merayakan kemenangannya, mammoth itupun mengantuk. Ia lelah sehabis bertarung seharian. ia memilih tempat yang nyaman untuk tertidur.  saking capeknya, ia tertidur pulas sambil mendengkur.
tiba-tiba......ia terbangun,....."aduh, apa ini ???? aduh, ah,ah toloong..tolongg..apa ini ?? sang mammoth terusik. ia menggeleng-gelengkan kepala. Semut-semut kecil masuk ke dalam telinganya. Ia merasa gatal, perih, namun ia sendiri kebingungan. Berulangkali kepalanya digeleng, semut itu tak mau keluar. Saking perihnya, tidak terasa air mata mammoth itu keluar. ia menjerit, merintih, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia seperti kehabisan akal mengeluarkan semut tu dalam dirinya. Bahkan, ia tidak bisa mengelak dari barisan semut yang merayap satu-persatu melewati kakinya yang kokoh. 
Di sela perih yang ia rasakan, ia berteriak,..Awwwwwwh.,dewaaaaaa..tolooooong...kembalikan aku seperti semula. Izinkan aku kembali seperti tikus. Aku tidak mungkin seperti ini jika aku menjadi tikus.. awwwwh, dewaaaaa..toloong....tolooong...
Malang, kali ini permohonan sang tikus tidak dikabulkan. Ia tetap meringis dan meringis sampai akhirnya sekujur tubuh sang mammoth itu tertutupi oleh semut. pelan tapi pasti, sang mammoth perkasa itupun terjatuh tersungkur ke bumi. Lenyap semua keperkasaannya, hilang semua ambisinya untuk menjadi yang terkuat. Karena sang mammoth yang perkasa justru hancur oleh sepasukan semut-semut yang ukurannya jauh lebih kecil darinya.....
Saudaraku,
yuk kita bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini. Ga perlu,lah kita meminta untuk menjadi orang lain. Kita tidak mungkin menjadi orang lain. Potensi kita hanyalah kita yang tahu. Kalau kita mau menjadi seorang yang luar biasa, maka manfaatkan aja apa yang kita miliki. Mudah-mudahan kita tidak seperti tikus tadi yang menganggap ia akan menjadi besar kalau ia menjadi dan mengikuti apa yang orang lain lakukan secara utuh. aminn..Go...Successs !!!

 


ulat lagi ulat lagi

Belajar dari Ulat

Bagi penggemar tanaman atau yang memiliki hobi
berkebun,
seringkali menemukan binatang yang menjengkelkan,
dimana dedaunan muda yang tumbuh segar, menjadi tak
beraturan dan bolong-bolong bahkan habis dan tinggal
tangkainya saja.
Ternyata setelah kita perhatikan ada hewan yang
biasanya
berwarna hijau, sehijau dedaunan untuk kamu flase,
binatang tersebut adalah ulat.
Ulat adalah salah satu binatang yang sangat rakus
dalam
melahap hijaunya dedaunan tanaman yang kita sayangi.
Rasa marah yang sangat bila kita jumpai tanaman
kesayangan kita telah habis dedaunannya, bahkan hanya
tinggal ranting-ranting saja.
Sedih dan marah rasanya karena usaha kita terasa
terampas
begitu saja karena ulah sang ulat.
Dibalik kekesalan dan rasa marah, pernahkah kita
mencoba
untuk melihat atau sedikit tertegun mengernyitkan dahi
atas ulah sang ulat tersebut atau sebaliknya kita
membunuhnya untuk melampiaskan kekesalan hati,
setega itukah?
Hasil yang diakibatkan oleh ulah sang ulat memang
sangat
mengesankan bila dibanding dengan wujud ulat yang
lemah
dan lunak tubuhnya.
Melihat dari akibat yang dihasilkan maka dapat kita
katakan
bahwa karakter ulat adalah pekerja keras dalam
menggunduli dedaunan tanaman kita, seakan-akan mereka
seperti dikejar deadline dan harus buru-buru untuk
menyelesaikan.
Hasilnya sangat mengesalkan sekali buat kita,
yaitu tanaman yang gundul dalam waktu yang relatif
singkat
dan sekali lagi sungguh mengesankan.
Dalam menjalani misinya sang ulat tak membiarkan
sedikit
waktu terbuang.
Sang ulat baru berhenti ketika sampai pada saat yang
ditentukan dimana ia harus berhenti makan untuk menuju
ke dalam kondisi puasa yang keras.
Puasa yang sangat ketat tanpa makan tanpa minum sama
sekali, dalam lingkupan kepompong yang sempit dan
gelap.
Pada masa kepompong ini terjadi sebuah peristiwa yang
sangat menakjubkan, masa dimana terjadi transformasi
dari seekor ulat yang menjijikkan menjadi kupu-kupu
yang
elok dan indahnya dikagumi manusia.
Sang kupu-kupu yang terlahir seakan-akan menjadi
makhluk baru yang mempunyai perwujudan dan perilaku
yang baru dan sama sekali berubah.
Haruskah kita membiarkan begitu saja sebuah peristiwa
yang sangat indah dan mengesankan ini, tentu tidak.
Sebenarnya kita patut malu bila melihat tabiat ulat
yang
pekerja keras.
Ulat seakan tak mempunyai waktu yang terluang dan
terbuang sedikitpun.
Waktu yang tersedia adalah waktu yang sangat berharga
bagi ulat untuk menggemukkan badan sebagai persiapan
menuju sebuah keadaan dimana diperlukan energi yang
besar yaitu masa kepompong, seakan dikejar-kejar oleh
deadline sehingga sang ulat tak pernah beristirahat
sejenakpun untuk terus melahap dedaunan.
Berpacunya sang ulat dengan waktu, ternyata disebabkan
sang ulat telah mempunyai sebuah tujuan yang sangat
jernih dan jelas yaitu mengumpulkan semua potensi yang
ada untuk menghadapi satu saat yang sangat kritis
yaitu
masa kepompong, dimana pada masa kepompong tersebut
dibutuhkan persiapan yang prima.
Datangnya masa kepompong adalah sebuah keniscayaan,
maka sang ulat mempersiapkan dengan kerja keras untuk
menghadapinya.
Sebuah persiapan diri dengan kerja keras dilakukan
juga
pada hewan-hewan yang mengalami musim dingin.
Dimana untuk menghadapi masa sulit di musim dingin,
banyak hewan yang melakukan hibernasi selama musim
dingin di gua-gua atau liang-liang, agar terhindar
dari
ganasnya musim dingin.
Agar tubuh tetap hangat dan tersedianya energi maka
sebelum menjelang musim dingin, hewan-hewan tersebut
akan menumpuk lemak sebanyak-banyaknya di dalam
tubuhnya, untuk dipakai sebagai bekal dalam tidur
panjangnya.

Lalu coba kita berkaca dan mereview diri kita,
adakah semangat yang luar biasa selayaknya ulat yang
telah menggunduli dedaunan, bukankah sebuah masa
depan dan tanggung jawab yang begitu beratnya harus
kita pikul dan tunaikan.
Namun kita terbuai dan masih sering suka bermain-main,
selayaknya tertipu oleh permainan yang sangat
melenakan.
Masa-masa dalam kehidupan kita sebagai individu atau
kelompok, pasti tak akan pernah luput dari masa yang
menyenangkan dan kemudian digantikan masa-masa yang
sulit, itu adalah sebuah kepastian, sepasti
bergantinya
musim hujan disongsong oleh musim kemarau yang
memayahkan.
Janganlah kita terlena bahkan kalah dengan hewan yang
bernama ulat yang mempunyai etos kerja unggul dan
memiliki pola pandang yang jauh ke depan yang meniti
masa depan tersebut dengan kerja keras, karena masa
depan dengan kesulitan dan cobaan itu pasti akan
datang
dan menghampiri kita, maka persiapan yang matang dan
kerja keras yang mampu menolong kita dan bukan
kemalasan dan menunda-nunda pekerjaan.

Sang Raja dan Pengemis

Alkisah pada zaman kekaisaran cina kuno, hiduplah seorang peramal terkenal yang mampu meramal kehidupan seseorang pada masa mendatang. Peramal ini begitu hebatnya, hingga hampir setiap ramalan yang dibuatnya menjadi kenyataan.
Suatu ketika datanglah dua orang ibu muda secara bersamaan dan masing-masing membawa bayi mereka untuk diramalkan nasibnya di kemudian hari. Bayi dari ibu pertama diramal akan menjadi kaisar. Sedangkan bayi dari ibu yang kedua diramal akan menjadi pengemis ketika dewasa nanti. Pulanglah kedua ibu muda tersebut ke rumah masing-masing.
Ibu pertama sangat senang dan bangga karena kelak anaknya akan menjadi seorang kaisar. Oleh karena itu, setiap kali bertemu orang lain, ia menceritakan nasib anaknya kelak. Waktupun berlalu, dari kecil sampai dewasa ibu ini sangat memanjakan anaknya, apapun yang diinginkan anaknya selalu diberikan. Bahkan, ia merasa tidak perlu menyekolahkan anaknya, karena toh nantinya akan menjadi orang yang paling penting di kerajaan. 
Lain halnya dengan ibu yang kedua. Ibu ini sangat bersedih karena anaknya kelak akan menjadi seorang pengemis. Ia mengurung dirinya dan mendidik anaknya dengan keras dan disiplin ketat. Ibu ini bertekad agar anaknya kelak tidak menjadi pengemis seperti kata sang peramal. Setiap hari, anaknya diberikan pelajaran yang baik dan disiplin yang tinggi. 
Singkat cerita, ketika kedua anak ini tumbuh dewasa, kenyataan menjadi terbalik. Oleh karena sering dimanja dan tidak pernah susah dalam hidupnya, anak yang diramal menjadi kaisar akhirnya menjadi pengemis. Sedangkan anak yang ditempa dengan keras dan dididik dengan disiplin tinggi akhirnya menjadi kaisar.
Saudaraku,
Sukses tidaknya kita bukan orang lain yang menentukan.Siapapun dia, teman kitakah, bahkan orang tua sekalipun. Masa depan kita ada di tangan kita sendiri. Kitalah yang memegang kuncinya. Ibarat motor, yang tahu bagaimana cara menjalankan motor kamu, ya kamu sendiri..iya khan.. orang ga akan tw kalau kita nggak ngasih tw caranya ke mereka. bener khan ??
GO...Success Friend

Ulat itupun Mati


Seorang ilmuwan kenamaan prancis, John Henry Fabre pernah mengadakan suatu percobaan unik terhadap sekelompok spesies ulat. Fabre mengambil beberapa ulat dan kelompok spesies ulat dan membuatnya sedemikian rupa sehingga ulat yang paling depan menyentuh ulat yang paling belakang.
Mereka membuat suatu lingkaran penuh mengelilingi sebuah pot bunga. Di tengah pot bunga diletakkan ranting dan pucuk daun muda pohon cemara yang merupakan makanan ulat-ulat tersebut. Kemudian, mulailah ulat-ulat tersebut bergerak berjalan beriringan mengitari pot bunga. 

Berputar dan terus berputar, jam demi jam, hari demi hari, malam demi malam, hingga akhirnya genaplah tujuh ahri dan tujuh malam mereka berputar-putar mengelilingi pot bunga.
Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, ulat-ulat tersebut mati karena kelaparan dan kehausan. Padahal di dekat mereka yang jaraknya tidak lebih dari radius 10 centimeter, terdapat banyak sekali makanan kesukaan mereka. Mereka telah bekerja keras untuk mencari makanan, tetapi berhubung masing-masing ulat tersebut memilih untuk membutakan matanya dengan pasrah mengikuti ulat di depannya, maka matilah mereka bersama-sama di dekat makanan yang mereka cari-cari.
Saudaraku,
Banyak diantara kita yang hidup di dunia ini dengan menjalani kesalahan yang sama dengan ulat-ulat tersebut. Kita lebih banyak melihat pada keterbatasan yang dibuat oleh lingkungan yang kita bentuk ketimbang mendayagunakan semua kekuatan dahsyat yang bersemayam di dalam diri. Kita selalu mengekor pada orang lain dan tidak memiliki tujuan yang jelas dalam hidup. Seringkali kita tidak menyadari bahwa di dekat kita sebenarnya ada keberhasilan besar yang menunggu, andaikata kita mau dan siap memanfaatkan kekuatan-kekuatan dahsyat yang ada dalam diri kita masing-masing.
Go Success.............!!! 

Sifat laba-laba

KEKUATAN DETERMINASI    

”Jue xin de dong li”

Di suatu sore hari, tampak seorang pemuda tengah berada di sebuah taman umum. Dari raut wajahnya tampak kesedihan, kekecewaan dan frustrasi yang menggantung di sana. Dia sebentar berjalan dengan langkah gontai dan kepala tertunduk lesu, sebentar terduduk dan menghela napas panjang, kegiatan itu diulang berkali-kali seakan dia tidak tahu apa yang hendak dilakukannya.

Saat itu, tiba-tiba pandangan matanya terpaku pada gerakan seekor laba-laba, yang sedang membuat sarangnya di antara ranting sebatang pohon tempat dia duduk sambil melamun. Dengan perasaan iseng dan kesal, diambilnya sebatang ranting dan segera sarang laba-laba itu pun menjadi korban kejengkelan dan keisengannya. Dirusak tanpa ampun.

Perhatiannya teralih sementara untuk mengamati ulah si laba-laba. Dalam hati dia ingin tahu, kira-kira apa yang akan dikerjakan laba-laba setelah sarangnya hancur oleh tangan isengnya. Apakah laba-laba akan lari terbirit-birit atau dia akan membuat kembali sarangnya di tempat lain?

Pertanyaan itu tidak membutuhkan jawaban untuk waktu yang lama. Karena si laba-laba kembali ke tempatnya semula, mulai mengulangi kegiatan yang sama, merayap-merajut-melompat. Setiap helai benang dipintalnya dari awal, semakin lama semakin lebar, dan hampir menyelesaikan seluruh pembuatan sarang barunya.

Setelah menyaksikan usaha si laba-laba yang sibuk bekerja lagi dengan semangat penuh memperbaiki dan membuat sarang baru, kembali ranting si pemuda beraksi dengan tujuan menghancurkan sarang tersebut untuk kedua kalinya. Dengan perasaan puas dan ingin tahu, diamati ulah si laba-laba. Apa gerangan yang akan dikerjakannya setelah pengrusakan sarang kedua kalinya?

Ternyata, untuk ketiga kalinya, laba-laba mengulangi kegiatannya. Ia kembali memulai dari awal dengan bersemangat, merayap-merajut-melompat dengan setiap helai benang yang dihasilkan dari tubuhnya, memintal membuat sarang sedikit demi sedikit.

Melihat dan mengamati ulah laba-laba, membangun sarang yang telah hancur untuk ke tigakalinya, saat itulah si pemuda mendadak sontak tersadarkan. Tidak peduli berapa kali sarang laba-laba dirusak dan dihancurkan, sebanyak itu pula laba-laba membangun sarangnya kembali. dengan giat bekerja tanpa mengenal lelah. Semangat binatang kecil sungguh luar biasa!!

Hal itu menimbulkan perasaan malu pada diri si pemuda. Karena sesungguhnya, si pemuda berada di taman itu, dengan hati dan perasaan gundah. Karena, dia baru saja mengalami satu kali kegagalan! Melihat semangat pantang menyerah laba-laba, dia pun berjanji dalam hati: Aku tidak pantas mengeluh dan putus asa karena telah mengalami satu kali kegagalan. Aku harus bangkit lagi! Berjuang dengan lebih giat dan siap memerangi setiap kegagalan yang menghadang. Seperti semangat laba-laba kecil yang membangun sarangnya kembali dari setiap kehancuran!

”Shi bai shi cheng gong de guo cheng”
~Kegagalan adalah bagian kecil dari proses kesuksesan.

Kegagalan bukan berarti kita harus menyerah apalagi putus asa. Kegagalan itu berarti kita harus introspeksi diri dan berikhtiar lebih keras dari hari kemarin. Selama kita masih memiliki tujuan yang menggairahkan untuk di capai, tidak pantas kita patah semangat di tengah jalan. Karena dalam kenyataannya, tidak ada sukses sejati yang tercipta tanpa melewati kegagalan. Jangan takut gagal!

Kegagalan adalah bagian kecil dari proses kesuksesan. 

sifat kepiting

SIFAT KEPITING    
Action & Wisdom Motivation Training

Pang Xie De Xing Ge

Saat menjelang malam hari di tepi pantai, terlihat para nelayan melakukan kegiatan, yakni menangkap kepiting yang biasanya keluar dari sarang mereka di malam hari. Kepiting-kepiting yang ditangkap oleh nelayan, sebagian kecil akan menjadi lauk santapan sekeluarga, sebagian besar akan di bawa ke pengumpul atau langsung ke pasar untuk di jual.

Para nelayan itu memasukkan semua kepiting hasil tangkapan mereka ke dalam baskom terbuka. Menariknya, baskom tersebut tidak perlu diberi penutup untuk mencegah kepiting meloloskan diri dari situ. Ada yang menarik dari tingkah laku kepiting-kepiting yang tertangkap itu. Mereka sekuat tenaga selalu berusaha keluar dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat, tetapi jika ada seekor kepiting yang nyaris meloloskan diri keluar dari baskom, teman-temannya pasti akan berusaha keras menarik kembali ke dasar baskom. Begitulah seterusnya, sehingga akhirnya tidak ada seekor kepiting pun yang berhasil kabur dari baskom. Sebab itulah para nelayan tidak membutuhkan penutup untuk mencegah kepiting keluar dari baskom. Dan kemudian mati hidupnya si kepiting pun ditentukan keesokan harinya oleh si nelayan.

Sungguh menarik kisah dari sifat kepiting tadi, mengingatkan kita pada kehidupan manusia. Kadang tanpa disadari, manusia bertingkah laku seperti kepiting di dalam baskom. Saat ada seorang teman berhasil mendaki ke atas atau berhasil mencapai sebuah prestasi, yang seharusnya kita ikut berbahagia dengan keberhasilan itu, tetapi tanpa sadar, kita justru merasa iri, dengki, marah, tidak senang, atau malahan berusaha menarik atau menjatuhkan kembali ke bawah. Apalagi dalam bisnis atau bidang lain yang mengandung unsur kompetisi, sifat iri, tidak mau kalah akan semakin nyata dan bila tidak segera kita sadari, kita telah menjadi monster, mahluk yang menakutkan yang akhirnya akan membunuh hati nurani kita sendiri.

Gelagat manusia yang mempunyai sifat seperti halnya sifat kepiting yaitu :
1. Selalu sibuk merintangi orang lain yang akan menuju sukses sehingga lupa berusaha untuk memajukan diri sendiri.
2. selalu mencari dan menyalahkan pihak di luar dirinya

Pembaca yang berbahagia.

Tidak perlu cemas dengan keberhasilan orang lain, tidak perlu ada menyimpan iri hati apalagi tindakan yang bermaksud menghalangi teman atau orang lain agar mereka tidak maju. Buang pikiran negatif seperti itu!

Karena sesungguhnya, di dalam persaingan bisnis atau persaingan di bidang apa pun, tidak peduli berakhir dengan kemenangan atau kekalahan, masing-masing dari kita mempunyai hak untuk sukses!

Cheng Gong Shi Wo Men De Quan Li

Success is our right! Jika kita bisa menyadari bahwa Success is our right, sukses adalah hak kita semua!, maka secara konsekuen kita bisa menghargai setiap keberhasilan orang lain, bahkan selalu siap membantu orang lain untuk mencapai kesuksesannya. Untuk itu, dari pada mempunyai niat menghalangi atau menjatuhkan orang lain, jauh lebih penting adalah kita siap berjuang dan sejauh mana kita sendiri mengembangkan kemampuan dan potensi kita seutuhnya. Sehingga hasil yang akan kita capaipun akan maksimal dan membanggakan! 

kisah si penebang pohon

KISAH SI PENEBANG POHON    
Action & Wisdom Motivation Training

Kan Shu De Gu Shi”

Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.

Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.

Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, “Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu.”

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. “Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku. Bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?” pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.

Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan terakhir kamu mengasah kapak?”

“Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu. Saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga,” kata si penebang.

“Nah, di sinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apa pun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!” perintah sang majikan.

Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.

“Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu”

Istirahat bukan berarti berhenti.

”Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu”

Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi.

Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru!