Senin, 15 Juni 2009

GA PERLU DIBACA,LAH !!!!

Sepiring nasi goreng tergeletak di atas meja. Tumpukannya nampak sudah tak karuan. Hampir setengah piring kosong. Beruntung, aku masih disisakan tiga butir cabe rawit hijau, kerupuk, serta 2 buah irisan timun. Aku makan dengan lahapnya saat ini. Heran, padahal baru saja aku makan nasi campur ampela ala bumbu padang. Belum lagi, semangkuk bakso segar lengkap dengan dagingnya meskipun aku anggap untuk porsi segitu harganya tidak seimbang sebagaimana biasa aku mencari makanan serupa. Entahlah, aku lapar sekali malam ini.

barangkali, ini tulisan teracakku malam ini. Kepala sudah ga connect. Tiap sambungan saraf seolah melemah impulsnya. Ritme kecepatan mengetikku malam ini pun tidak seperti biasanya. Ga tw deh, otak besarkah yang kugunakan, apa otak kecil yang sekedar menyeimbangkan hormon-hormon untuk sekedar membagi apa yang belum kutuangkan lewat blog ini. Kadang, saraf-saraf tulang belakangku memberikan sinyal-sinyal khusus. Proses laju informasi tubuh yang tida seperti biasanya. Bukan gerak refleks ataupun gerak biasa. Tapi, ini adalah campuran hormon campur lelah campur cape campur-campur lainnya. Karena banyaknya campuran mengalahkan kombinasi es campur atau bahkan roti kombinasi, tubuhku bingung. Ia berontak dan ingin mengatakan Aku Ngantuuuuuuk....!!!

sekian, dan maaf bila tak beraturan...Makanya, nurut..klo aku bilang ga perlu dibaca ya jangan. Kadang manusia Indonesia pengen serba tahu c. Dilarang malah ngelunjak. Dibebasin malah cuek. Susah jadi manusia Indonesia, ya. Apa kita ga belajar ya dari negara luar. Mungkin kalau UFO dateng ke muka bumi, Rakyat Indonesia baru tersadar. Ya, sadar..bener sadar klo kita ini tu jauh lebih aneh dari makhluk UFO. hmm..bener ga ya..ah, sudahlah...titik !!!

Kamis, 11 Juni 2009

Andrie, Tukang Kue Bergelar Sarjana SDTT, Tbs





Melalui jalan hidup yang penuh warna dan perjuangan, seorang bpcah penjaja kue menjelma menjadi salah satu motivator terbaik negeri ini.

Menginjak kelas 6 SD, Andrie yang terlahir ke dalam sebuah keluarga miskin di Malang ini terpaksa mesti mengucapkan selamat tinggal pada sekolahnya. Gejolak politik waktu itu berimbas pada ditutupnya sekolah tempat ANfrie belajar. Akhirnya, hingga remaja Andrie melalui harinya dengan membantu orang tuanya membuat dan menjajakan kue ke toko-toko dan pasar.

Namun setelah bertahun-tahun hidup mereka jalani, perubahan nasib tak kunjung tiba. Mereka tetap tinggal di rumah sewa. Harta yang mereka miliki hanya sebuah sepeda yang sehari-hari mereka gunakan untuk mengantar dan menjajakan kue. Andrie suntuk, ia tidak bisa selamanya begitu. Ia bertekad mengubah nasib.

Langkah pertama yg Andrie pilih ialah, ia merantau ke Jakarta. Tekadnya, apapun akan ia hadapi di sana. Maka salesman sabun dan penjaga toko menjadi profesi pertama Andrie setibanya di Ibukota pada tahun 1976. Itu kalau siang hari. Di malam hari, Andrie memanfaatkan kemampuan beladirinya dengan mendirikan perguruan kungfu Hap Kun Do.

Sadar akan penampilan wajah dan tubuhnya yang lumayan, Andrie bermimpi menjadi bintang film laga. Kebetulan pada saat itu film laga dari Taiwan memang membanjiri Indonesia. Andrie kian gigih berlatih membuka jalan bagi mimpinya. Tak tanggung-tanggung, ia melamar ke sebuah perusahaan film Hongkong. Kegigihannya membuahkan hasil. Eterna Film Hongong menerima lamarannya dan mengontrak Andrie untuk 3 tahun.

Liku-liku bermain film di Taiwan yang ia jalani hingga 3 tahun membuat Andrie menemukan jawaban untuk salah satu tanya dalam hidupnya. Ia sadar, film bukan dunianya. Meski ia sempat berperan dalam film laga Kungfu Executioner dan Fistful of Talon dan sebuah film nasional Surga di Telapak Kaki Ibu.

Orang boleh anggap Andrie gagal lantaran ia tak mendapat peran utama di film-filmnya. Namun, Andrie telah mencoba sesuatu dan telah sukses menemukan jatidirinya. Ia pulang ke Indonesia dengan sebuah keyakinan bahwa di Indonesia jika ia bekerja dengan semangat juang yang sama, ia akan sukses di dunia yang cocok dengannya.

Kebiasaan Andrie mencatat kata-kata mutiaranya mengilhaminya bisnis yang kemudian mengangkat hidupnya. Tahun 1985, di tempat kosnya, ia merintis bisnis kartu ucapan kata-kata mutiara yang ia beri merek Harvest. Ia ingin memotivasi orang sekaligus menyemangati dirinya sendiri.

Di luar dugaan, usahanya ini maju pesat. Dan semangat Andrie kian tak tertahan. Ia dirikan MLM Forever Young, Action & Wisdom Training, AW Publishing, dan membuka beberapa outlet AW Success Shop, toko pertama di Indonesia yang khusus menjual produk-produk bertema motivasi.

Pengalaman hidupnya dan kegemarannya menyulut semangat orang mengantarkan Andrie menjadi motivator ulung. Orang yakin padanya, Karena Andrie bukan hanya berkata, tapi juga telah membuktikan kata-katanya sendiri melalui perjalanan hidupnya yang penuh mimpi, daya juang dan optmisme. Andrie hadir di balik sukses Tim BuluTangkis Olimpiade Sydney dan Thomas & Uber Cup tahun 2000, juga di belakang kemenangan timThomas Cup Mei 2002.

Kini, lebih dari dua puluh tahun sudah Andrie berkiprah sebagai pengusaha dan pembicara di berbagai forum motivasi di perguruan tinggi dan perusahaan. Ia hadir di balik usaha-usaha pembinaan sikap mental positif dan penumbuhan jiwa-jiwa kewirausahaan.

Dan gelar di belakannya mencerminkan siapa Andrie. SDTT, TBS adalah singkatan karangannya yang berarti Sekolah Dasar Tidak Tamat, Tapi Bisa Sukses. Ya, seorang Andrie Wongso memang berhak sukses, seperti yang selalu dikatakannya, "Success Is my rights." bagaimana dengan Anda ???

Jumat, 05 Juni 2009

PRIMA : CAPRES CAWAPRES NOMOR 4 ???





Hmh, ternyata setelah melihat serangkaian peristiwa yang terjadi beberapa bulan belakangan ini, tergelitik hati penulis untuk bercerita seputar biografi Capres-Cawapres nomor 4.. Pasangan yang diduga mampu meruntuhkan hegemoni SBY BERBOEDI, JK-WIN, dan MEGA-PRO. Ketika ketiga pasangan Capres dan Cawapres ini sibuk menghabiskan dana kampanye hingga bermilyaran rupiah, Kandidat Pasangan PRIMA tidak perlu merogoh uang sebesar itu. Tanpa harus mengibarkan bendera partai ataupun slogan-slogan yang terpajang di belahan kota, Pasangan PRIMA mendapatkan simpati yang luar biasa dari seluruh pelosok Indonesia. Kini, Pasangan PRIMA menebar ancaman, lahir dari sebuah komunitas sosial non partai, PRIMA menjelma menjadi icon baru yang meledak saat ini.

Pasangan PRIMA lahir tanpa koalisi kepartaian elit politik ataupun lobi-lobi sosial. Disaat SBY sibuk mengklarifikasi alasan mengapa ia memilih Boediono sebagai Cawapresnya kepada publik, PRIMA berhasil mencuri perhatian masyarakat luas. tanpa harus turun ke pasar seperti layaknya Pasangan JK-WIN, PRIMA sudah menjadi pembicaraan khalayak ramai. Sebelum Mega-Pro melangkah dengan gagah menuju BantarGebang dengan maksud meminang hati wong cilik, PRIMA lebih dulu menjadi pilihan masyarakat.

Buat anda yang belum melihat bagaimana besarnya pengaruh pasangan PRIMA saat ini, tengoklah pemberitaannya di berbagai media sekarang ini. Pasangan PRIMA menjadi pilihan berita utama. bahkan hot news pun yang tersiar di salah satu stasiun televisi tanah air tidak henti-hentinya mensosialisasikan keberadaan pasangan PRIMA. Memang, pasangan PRIMA tidak pernah menghadiri acara debat capres, Capres Bicara ataupun kampanye. Pasangan PRIMA mempunyai strategi politik tersendiri, "menciptakan air mata sebanyak-banyaknya hingga publik pun mau bersimpati kepadanya".

Siapakah mereka..Saya dengan bangga memperkenalkan kandidat kuat saat ini yaitu

CAPRES CAWAPRES NOMOR 4 ; PRIMA alias PRITA-MANOHARA....... : )

Rabu, 03 Juni 2009

Sang kenek dan anak sekolah

Bro, pernah ga kita ngerasa klo segala sesuatu yang dilakuin kayaknya useless, no meaning alias do not make any sense? hari ini w kayak gitu,lho. Sesekali kita rasain hidup tu sempit, sesak hingga sulit rasanya kita menemukan sedikit ruang untuk bernapas. Ada kalanya kita menjadi tidak percaya diri dan lupa dengan segala sesuatunya.

Kadang, seseorang yang lebih sukses dari kita nampak jauh lebih bersinar dari kita. seolah kita berada di bawah. Kesuksesan sepertinya takkan mampu kita raih. kita terlampau silau dengan ketenaran dan keberhasilan rekan-rekan kita hingga sampai pada titik dimana kita tidak mampu melihat potensi diri lebih ke depan. Buruk akibatnya buat kita. Setiap mata terbangun adalah sama ketika pandangan kita terpejam. Kita bahkan ga tw apa hari ini gelap atau terang.

Dalam sela kepenatan yang kurasakan, aku menaiki angkutan jurusan terminal Kp. Rambutan. hening suara penumpang karena terkalahkan oleh gaduhnya riuh mesin berbahan bakar solar tersebut. Sejenak, aku mengamati gerak-gerik kondektur di dalam bis (baca :kenek). Keringat campur debu jalanan mengusik wajah sang kenek saat mengamati penumpang yang duduk ataupun berdiri di tepi jalan. Sang kenek tidak berpikir sistematis, ia hanya membaca situasi. Penumpang mana yang hendak naik pastilah mengayunkan tangannya menyetop mobil yang ditumpanginya sekarang. Kalaupun tidak, biasanya penumpang berdiri di tepi jalan seraya menggoyang / menoleh sambil merendahkan lehernya sedikit agak ke bawah. Mungkin, maksud penumpang tersebut mengintip bagaimana tingkat kepadatan muatan di angkot tersebut. Jika kosong, naik..jika tidak, ia urungkan langkah. Demikian naluri insting kenek itu berjalan rutin.

Belum tuntas aku mengamati, sang kenek berjalan menuju ke tempat dudukku. Kurogoh dompet di belakang celanaku, "ah, dua ribu..untunglah..pikirku." Tak lama, sang kenek menagih orang yang duduk di sampingku. orang tersebut adalah sosok cowok belia berusia belasan. Terlihat dari dandanan seragam dan sepatu skate yang dipakainya. tanpa menatap, cowok ABG itu memberikan sejumlah uang receh.

Ehm, de,kurang neh."keluh sang kenek. "anak sekolah,bang..deket depan doang, tutur anak itu.
500 lagi,de..setoran naik,neh."
anak muda itu tidak menyahut. Diam terdiam seribu bahasa. Entah apa yang tertanam dalam pikiran anak sekolah tersebut. Mungkin, otaknya terlampau muda, mengingat cerebrumnya belum mengikat memori-memori pengalaman pahit kehidupan.kontras dengan pembentukan kepribadian sang kenek, Ia tidak bergeming meski sang kenek berulang kali menegur anak tersebut.

hmm..kasian juga yaa.....
"lho, siapa yang harus dikasihanin?, anak sekolah itu atau sang kenek..entahlah, toh kita juga sering seperti itu kan. Kadang, kita berpikir naif "keneknya juga c yang rese"..sementara, kita ga tw suara hati sang kenek. .yaa, mungkin ini hanya sebuah bahasa bijak, klo memang dia rese, kenapa sampe sekarang w ga pernah ngeliat ada seorang kenek yang bisa berpenghasilan besar dengan cara yang kita anggap "rese tadi". padahal, bukankah klo mang dia rese dan memaksakan kehendaknya, pasti keuntungan yang diperolehnya sedikit lebih banyak,bukan.

terlepas dari sang kenek diikat setoran atau tidak, w belajar bahwa sukses bukan diukur dari banyak harta,. Tapi, sampai sejauh mana ia yakin rejeki sudah menjadi jaminan hidup baginya. Ia menjemput rezeki dan bukan mencari rezeki. klo "framenya menjemput" sudah pasti kita yakin klo rejeki akan selalu ada buat kita. Sebaliknya, klo "mindset kita mencari rejeki, yang timbul adalah upaya kita untuk mendapatkan rejeki dengan cara apapun. termasuk pemaksaan atau korupsi..bukan begitu brur....