Kamis, 11 Juni 2009

Andrie, Tukang Kue Bergelar Sarjana SDTT, Tbs





Melalui jalan hidup yang penuh warna dan perjuangan, seorang bpcah penjaja kue menjelma menjadi salah satu motivator terbaik negeri ini.

Menginjak kelas 6 SD, Andrie yang terlahir ke dalam sebuah keluarga miskin di Malang ini terpaksa mesti mengucapkan selamat tinggal pada sekolahnya. Gejolak politik waktu itu berimbas pada ditutupnya sekolah tempat ANfrie belajar. Akhirnya, hingga remaja Andrie melalui harinya dengan membantu orang tuanya membuat dan menjajakan kue ke toko-toko dan pasar.

Namun setelah bertahun-tahun hidup mereka jalani, perubahan nasib tak kunjung tiba. Mereka tetap tinggal di rumah sewa. Harta yang mereka miliki hanya sebuah sepeda yang sehari-hari mereka gunakan untuk mengantar dan menjajakan kue. Andrie suntuk, ia tidak bisa selamanya begitu. Ia bertekad mengubah nasib.

Langkah pertama yg Andrie pilih ialah, ia merantau ke Jakarta. Tekadnya, apapun akan ia hadapi di sana. Maka salesman sabun dan penjaga toko menjadi profesi pertama Andrie setibanya di Ibukota pada tahun 1976. Itu kalau siang hari. Di malam hari, Andrie memanfaatkan kemampuan beladirinya dengan mendirikan perguruan kungfu Hap Kun Do.

Sadar akan penampilan wajah dan tubuhnya yang lumayan, Andrie bermimpi menjadi bintang film laga. Kebetulan pada saat itu film laga dari Taiwan memang membanjiri Indonesia. Andrie kian gigih berlatih membuka jalan bagi mimpinya. Tak tanggung-tanggung, ia melamar ke sebuah perusahaan film Hongkong. Kegigihannya membuahkan hasil. Eterna Film Hongong menerima lamarannya dan mengontrak Andrie untuk 3 tahun.

Liku-liku bermain film di Taiwan yang ia jalani hingga 3 tahun membuat Andrie menemukan jawaban untuk salah satu tanya dalam hidupnya. Ia sadar, film bukan dunianya. Meski ia sempat berperan dalam film laga Kungfu Executioner dan Fistful of Talon dan sebuah film nasional Surga di Telapak Kaki Ibu.

Orang boleh anggap Andrie gagal lantaran ia tak mendapat peran utama di film-filmnya. Namun, Andrie telah mencoba sesuatu dan telah sukses menemukan jatidirinya. Ia pulang ke Indonesia dengan sebuah keyakinan bahwa di Indonesia jika ia bekerja dengan semangat juang yang sama, ia akan sukses di dunia yang cocok dengannya.

Kebiasaan Andrie mencatat kata-kata mutiaranya mengilhaminya bisnis yang kemudian mengangkat hidupnya. Tahun 1985, di tempat kosnya, ia merintis bisnis kartu ucapan kata-kata mutiara yang ia beri merek Harvest. Ia ingin memotivasi orang sekaligus menyemangati dirinya sendiri.

Di luar dugaan, usahanya ini maju pesat. Dan semangat Andrie kian tak tertahan. Ia dirikan MLM Forever Young, Action & Wisdom Training, AW Publishing, dan membuka beberapa outlet AW Success Shop, toko pertama di Indonesia yang khusus menjual produk-produk bertema motivasi.

Pengalaman hidupnya dan kegemarannya menyulut semangat orang mengantarkan Andrie menjadi motivator ulung. Orang yakin padanya, Karena Andrie bukan hanya berkata, tapi juga telah membuktikan kata-katanya sendiri melalui perjalanan hidupnya yang penuh mimpi, daya juang dan optmisme. Andrie hadir di balik sukses Tim BuluTangkis Olimpiade Sydney dan Thomas & Uber Cup tahun 2000, juga di belakang kemenangan timThomas Cup Mei 2002.

Kini, lebih dari dua puluh tahun sudah Andrie berkiprah sebagai pengusaha dan pembicara di berbagai forum motivasi di perguruan tinggi dan perusahaan. Ia hadir di balik usaha-usaha pembinaan sikap mental positif dan penumbuhan jiwa-jiwa kewirausahaan.

Dan gelar di belakannya mencerminkan siapa Andrie. SDTT, TBS adalah singkatan karangannya yang berarti Sekolah Dasar Tidak Tamat, Tapi Bisa Sukses. Ya, seorang Andrie Wongso memang berhak sukses, seperti yang selalu dikatakannya, "Success Is my rights." bagaimana dengan Anda ???